Apa yang anda fikirkan jika anda mendengar ksatria & medan perang? Tentu anda pasti berfikir tentang ksatria yang gagah,bijaksana,kuat,dan tidak pernah terlihat rapuh meskipun terluka.fisik dan mental yang kuat untuk menyerang maupun bertahan. Pedang yang tajam karena terasah dan dipakai dengan bijaksana. Perisai yang dibuat sangat keras agar dapat bertahan dari segala serangan musuh,dan baju besi untuk memperlihatkan kesiapan berperang.
Namun apakah anda pernah membayangkan jika apa yang anda fikirkan bukan seperti kenyataanya? Ksatria yang terlihat gagah secara fisik dan mental tetapi aslinya lemah. Pedang yang terlihat tajam dan digunakan secara bijaksana sejatinya tumpul dan digunakan dengan sembarangan. Baju besi yang kokoh dan sebagai tanda siap akan berperang kenyatannya rapuh dan hanya omong kosong. Apakah anda pernah berfikir demikian?
Sore hari menjelang malam. Seorang ksatria hendak pulang kerumahnya. Diperjalanan dia diserang secara tak sengaja oleh seseorang tak dikenal dan ksatria itu kalah hanya dengan satu serangan yang tidak sengaja dan tidak direncakan tersebut. Padahal ksatria itu dikalangannya dikenal sebagai orang yang bijaksana,kuat,dan baik hati. Namun mengapa bisa demikian kalah hanya dengan sebuah serangan yang tidak disengaja?
Kenyatannya ksatria itu hanya sehari-hari memaki baju besi yang terlihat kokoh melindungi tubuhnya,sejatinya sangatlah rapuh. Pedang yang terlihat tajam faktanya tumpul dan dia tidak dapat mengendalikannya secara bijaksana. Perisai yang terlihat kuat sejatinya sangatlah rentan jika diserang. Fisik yang terlihat kuat sejatinya lemah bagai tubuh tanpa tulang.
Saat ia kalah,dia tertolong oleh sekelompok orang yang ada disekitar situ. Mungkin dia baik kepada sekelilingnya maka ada yang mau membantunya. Ksatria itu pun tertolong oleh sekelompok orang tersebut. Di tempat kelompok orang itu tinggal,dia seperti tergampar jiwa dan raga nya karena kerapuhan nya sangatlah terlihat dihadapan orang yang selalu dia berusaha terlihat sebaik mungkin.
Ksatria itu tersadar bahwa apa yang dia lakukan itu salah besar. Dia tersadar segala itu butuh proses dan proses itu membuahkan hasil. Dan hasil dilihat dari prosesnya,jika proses yang dijalani baik dan benar,maka baik pula lah hasilnya. Jika proses yang dijalani nya tidak dijalankan sesuai dengan semestinya,maka hasil nya tidaklah sempurna,dan hanya keajaiban lah yang membuatnya sempurna dan menawan.
Lupakanlah itu semua,karna semua ini hanyalah kiasan. Bayangkan pedang sebagai perilaku,tingkah laku atau tindakan. Perisai menjadi apa yang telah diperbuat dan telah dipersiapkan. Dan fisik serta baju besi sebagai orang seperti kelihatannya.
0 comments:
Post a Comment